STUDI PENDAHULUAN
Pengertian
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan adalah
studi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penelitian yang akan
dilakukan. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan
dengan prosedur penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas. Studi
pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam
proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan
prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi,
dan desain yang lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang
merupakan miniatur dari studi utama. Tidak jarang dalam studi pendahuluan
menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.
Pada langkah awal yakni
menentukan masalah penelitian, peneliti sudah disarankan untuk mengadakan
penjajagan mengenai kemungkinan terus atau terhentinya pikiran peneliti untuk
mengadakan penelitian tersebut. Mungkin saja peneliti sudah begitu bersemangat untuk
melaksanakan penelitiannya karena dirasakan bahwa permasalahannya cukup
menarik, penting, dan aktual.
Misalnya, tentang
kenakalan remaja di Balangan terutama yang berhubungan dengan penyalahgunaan
narkotika. Namun ketika peneliti sudah siap dengan proposal yang mantap,
peneliti baru mengetahui bahwa di daerah tersebut tidak terdapat cukup anak
remaja untuk dijadikan objek penelitia karena ternyata di daerah tersebut para
remajanya sesudah meluluskan pendidikan dasarnya pergi mengadu nasib ke luar
daerah.
Dalam contoh tersebut
peneliti harus mengganti objek baru untuk tempat penelitiannya karena objek
yang ditentukannya akan jadi tidak valid karena tidak mencukupinya sampel yang
akan diteliti. Disinilah gunanya studi pendahuluan terlebih dahulu agar nantinya
penelitian tidak mengalami hambatan ketika sudah lebih dari setengah jalan.
Penelitian pendahuluan
dilakukan oleh peneliti terutama untuk menjajaki dapat tidaknya suatu
penelitian dilaksanakan di daerah itu. Dengan alasan itulah maka penelitian pendahuluan
ini sering disebut dengan Fasibility study kemungkinan dilaksanakan.
Dengan studi ini peneliti ingin mengetahui apakah rencana penelitiannya memang
masih ada kemungkinan untuk dilaksanakan. Jika memang dari hasil penelitian
pendahuluan tersebut tampak bahwa rencana penelitiannya lebih baik dihentikan
daripada dilanjutkan, maka peneliti harus rela menggagalkan rencananya itu dan
segera mengganti dengan mencari kemungkinan permasalahan dan judul baru.
Walaupun sudah diperoleh
suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian sesungguhnya,
peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajagi kemungkinan
diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad menyebutnya
sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari
informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas
kedudukannya.
Studi pendahuluan dilakukan dengan
tujuan utama untuk menghimpun berbagai informasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian. Hal ini perlu dilakukan, mengingat informasi yang
relevan dapat menunjang keberhasilan penelitian, terutama karena hasil studi
pendahuluan ini dapat menjadi acuan, baik dalam rangka pengenalan dan perumusan
hipotesis. Berkaitan dengan perumusan hipotesis, melalui studi pendahuluan ini
dapat dihimpun berbagai informasi teoritis dan fakta, baik yang bersifat umum
maupun fakta ilmiah.
Dari
beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa studi pendahuluan dalam pelaksanaan
penelitian itu sangat penting dilakukan sebelum peneliti mengadakan penelitian
yang sesungguhnya. Studi pendahuluan dapat membantu peneliti dalam meluruskan
niat penelitiannya, mempertajam arah penelitiannya dan juga dapat mencari jalan
lain yang belum dilalui orang lain yang telah meneliti hal itu. Studi pendahuluan
juga penting dilakukan untuk menjajaki kemungkinan diteruskan atau
dihentikannya penelitian tersebut.
Manfaat
Studi Pendahuluan
Di dalam mengadakan studi
pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan
masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada gunanya ia bersusah payah
menyelidiki. Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya
sehingga memperkuat keinginannya untuk meneliti karena justru orang lain juga
masih mempermasalahkannya. Apabila ada orang lain yang menyelidiki masalah yang
hampir sama atau belum terjawab persoalannya, calon peneliti dapat mengetahui
metode apa yang digunakan, hasil-hasil apa yang telah dicapai, bagian mana dari
penelitian itu yang belum terselesaikan, faktor-faktor apa yang mendukung, apa
yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan penelitiannya.
Dengan telah mengadakan studi
pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya, di samping
bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya, menjadi lebih jelas
permasalahnnya.
Setelah studi eksploratoris ini
peneliti menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi dari aspek historis,
hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini, dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain sebagainya.
Dalam melakukan suatu hal tentunya
kita juga mempertimbangkan seberapa manfaat yang akan kita dapat setelah
melakukan itu. Begitu juga dengan penggunaan studi pendahuluan dalam kegiatan
penelitian. Dalam pelaksanaan studi pendahuluan ini, manfaat yang kita dapatkan
diantaranya yang disampaikan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya
Prosedur Penelitian, bahwa manfaat studi pendahuluan adalah:
1)
Mengetahui dengan pasti apa yang
akan diteliti
2)
Tahu dimana/kepada siapa informasi
dapat diperoleh
3)
Tahu bagaimana cara memperoleh data
atau informasi
4)
Dapat menentukan cara yang tepat
untuk menganalisis data
Selain manfaat-manfaat tersebut di
atas, dengan melakukan studi pendahuluan peneliti menjadi yakin bahwa
penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan.
Dalam nada yang sama beberapa manfat
dari studi pendahuluan juga disebutkan untuk:
1)
Mengetahui bahwa suatu permasalahan
sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan, sehingga dapat menghindari adanya
penelitian yang berulang-ulang namun sebenarnya sama.
2)
Dapat memperkuat keinginan untuk
meneliti suatu permasalahan karena adanya penelitian-penelitian lain yang
relevan.
3)
Menghemat tenaga dan biaya dengan
cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai sumber dokumen penelitian.
4)
Mengetahui apakah penelitian
tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti ataukah justru akan
menyulitkan.
Sebagai pedoman perlu tidaknya atau
dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat hal. Di antaranya:
a)
Minat, perhatian, penguasaan
pemecahan masalah merupakan modal utama dalam meneliti. Sebagai contoh,
mula-mula calaon peneliti berminat meneliti masalah anak berkelainan bicara.
Sesudah mengadakan studi pendahuluan diketahui bahwa sulit mengumpulakan data
karean anak itu sendiri sukar diajak bicara, orang tuanya tidak bersifat
terbuka. Maka itu, sebelum melanjutkan niatnya, sebaiknya calon peneliti ini
mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat terhadap
permasalahan anak berkelainan bicara tersebut atau tidak.
b)
Banyak faktor yang menyebabkan
seorang peneliti tidak dapat melaksanakan rencananya. Faktor tersebut antara
lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana. Misalnya saja seorang mahasiswa yang
akan menyusun skripsi bermaksud meneliti pengelolaan perusahaan-perusahaan
rokok. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa untuk dapat bertemu pimpinan
sebuah perusahaan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena setiap ia datang
pimpinan perusahaan tersebut sedang sibuk sehingga selalu saja tidak bisa
ditemui. Dengan pengalaman studi pendahuluan mahasiswa tahu bahwa judul skripsi
dan permasalahaan penelitian harus diganti karena mahasiswa tersebut terikat
pada masa studi yang terbatas. Jika dilaksanakan penelitiannya harus mundur,
maka dikhawatirkan waktu batas meneliti segera habis. Disamping itu, dana untuk
berkali-kali datang ke lokasi akan cukup banyak.
c)
Penelitian yang akan dilakukan harus
tersedia faktor pendukung. Sebagai hasil tambahan peneliti harus sudah
merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah mengurus izin, dan
berhasil. Yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana sikap remaja di
suatu desa K terhadap Progam kejar paket A. Dari studi pendahuluan diketahui
bahwa di desa K tidak cukup terdapat remaja karena sebagian besar anak usia SD
atau yang tidak tamat sekolah pergi ke kota untuk mencari pekerjaan disebabkan
karena keadaan social ekonomi penduduk rendah. Mereka meninggalkan tempat
tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan demikian, maka penelitian
ini tidak dapat diteruskan.
d)
Hasil penelitian harus bermanfaat.
Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan efektifitas pengajaran modul
dibandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan yakni
membaca buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa laporan
penelitian yang menjelaskan bagaimana efektifitas pengajaran modul dibandingkan
dengan pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti sudah memperoleh
jawaban atas pertanyaan walaupun belum melaksanakan penelitiannya. Dalam
keadaan seperti ini mau tidak mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan
niatnya.
Cara
Mengadakan Studi Pendahuluan
Seperti teori
pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi untuk
mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud
dengan objek disini adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau
dikunjungi yang kira-kira akan memberikan informasi tentang data yang akan
dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas
(paper), manusia (person) dan tempat (place), disingkat
menjadi tiga p: yaitu
a)
Paper; dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis
lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
Studi ini juga disebut studi kepustakaan atau literatur studi.
b)
Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli
atau manusia sumber.
c)
Place; tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di
tempat penelitian. Seseorang yang berhasrat besar untuk mengadakan penelitian
ke daerah pedalaman, mungkin mengurungkan niatnya setelah mengadakan syudi
pendahuluan, karena ternyata daerah yang dikunjungi terlalu sulit untuk dicapai
sehingga tidak akan seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
akan dicapai.
Dengan membaca dan
mengetahui pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian
yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and
error). Pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh
proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sumber bacaan merupakan bagian
penunjang penelitian yang esensial.
Dalam studi paper, secara garis besar sumber bacaan itu dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) sumber acuan umum, dan (2) sumber
acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat ditemukan dalam
sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari
laporan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang
digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat ditemukan dalam
sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin
penelitian, tesis, disertasi,, dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan
hasil penelitian. Jika dari penelaahan hasil-hasil penelitian tersebut ada
petunjuk mengenai kesulitan pelaksanaan bagi penelitiannya, maka rencana yang
telah jadi sebaiknya dibatalkan.
Sumber informasi studi person ialah para ahli atau manusia
yang menjadi sumber. Peneliti bertemu, bertanya, dan berkonsultasi kepada para
ahli di bidang masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga bertemu,
bertanya dan mencari informasi dari orang-orang yang akan dijadikan objek
penelitian.
Sedangkan sumber informasi studi place yaitu tempat,
lokasi atau benda-benda yang ada di tempat penelitian. Peneliti mempelajari situasi
wilayah yang akan dijadikan ajang penelitian. Jika dari hasil belajar tersebut
diketahui bahwa di daerah tersebut tidak atau kurang daya dukung untuk
penelitiannya, peneliti dapat mengalihkan perhatiannya ke daerah lain.
Dengan
ketiga objek tersebut akan membuka arah tujuan penelitian yang kita dilakukan.
Dilaksanakan atau sebaliknya, diganti atau diteruskan. Itulah cara melakukan
studi pendahuluan.
syukron katsir :)
BalasHapusMakasih kak ilmunya
BalasHapusizin covas ya.
BalasHapusSyukron :)
BalasHapusBarakallah.. Aamiin
Syukron kak
BalasHapusBaarakallah fii ilmi
barakallah
BalasHapus