Senin, 09 Februari 2015

Penelitian : Studi Pendahuluan



STUDI PENDAHULUAN

Pengertian Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tidak jarang dalam studi pendahuluan menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.
Pada langkah awal yakni menentukan masalah penelitian, peneliti  sudah disarankan untuk mengadakan penjajagan mengenai kemungkinan terus atau terhentinya pikiran peneliti untuk mengadakan penelitian tersebut. Mungkin saja peneliti sudah begitu bersemangat untuk melaksanakan penelitiannya karena dirasakan bahwa permasalahannya cukup menarik, penting, dan aktual.
Misalnya, tentang kenakalan remaja di Balangan terutama yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkotika. Namun ketika peneliti sudah siap dengan proposal yang mantap, peneliti baru mengetahui bahwa di daerah tersebut tidak terdapat cukup anak remaja untuk dijadikan objek penelitia karena ternyata di daerah tersebut para remajanya sesudah meluluskan pendidikan dasarnya pergi mengadu nasib ke luar daerah.
Dalam contoh tersebut peneliti harus mengganti objek baru untuk tempat penelitiannya karena objek yang ditentukannya akan jadi tidak valid karena tidak mencukupinya sampel yang akan diteliti. Disinilah gunanya studi pendahuluan terlebih dahulu agar nantinya penelitian tidak mengalami hambatan ketika sudah lebih dari setengah jalan.
Penelitian pendahuluan dilakukan oleh peneliti terutama untuk menjajaki dapat tidaknya suatu penelitian dilaksanakan di daerah itu. Dengan alasan itulah maka penelitian pendahuluan ini sering disebut dengan Fasibility study kemungkinan dilaksanakan. Dengan studi ini peneliti ingin mengetahui apakah rencana penelitiannya memang masih ada kemungkinan untuk dilaksanakan. Jika memang dari hasil penelitian pendahuluan tersebut tampak bahwa rencana penelitiannya lebih baik dihentikan daripada dilanjutkan, maka peneliti harus rela menggagalkan rencananya itu dan segera mengganti dengan mencari  kemungkinan permasalahan dan judul baru.
Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjajagi kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad menyebutnya sebagai studi eksploratori. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya.
Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun berbagai informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini perlu dilakukan, mengingat informasi yang relevan dapat menunjang keberhasilan penelitian, terutama karena hasil studi pendahuluan ini dapat menjadi acuan, baik dalam rangka pengenalan dan perumusan hipotesis. Berkaitan dengan perumusan hipotesis, melalui studi pendahuluan ini dapat dihimpun berbagai informasi teoritis dan fakta, baik yang bersifat umum maupun fakta ilmiah.
Dari beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa studi pendahuluan dalam pelaksanaan penelitian itu sangat penting dilakukan sebelum peneliti mengadakan penelitian yang sesungguhnya. Studi pendahuluan dapat membantu peneliti dalam meluruskan niat penelitiannya, mempertajam arah penelitiannya dan juga dapat mencari jalan lain yang belum dilalui orang lain yang telah meneliti hal itu. Studi pendahuluan  juga penting dilakukan untuk menjajaki kemungkinan diteruskan atau dihentikannya penelitian tersebut.

Manfaat Studi Pendahuluan
Di dalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang ia ajukan sehingga tidak ada gunanya ia bersusah payah menyelidiki. Mungkin juga ia mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga memperkuat keinginannya untuk meneliti karena justru orang lain juga masih mempermasalahkannya. Apabila ada orang lain yang menyelidiki masalah yang hampir sama atau belum terjawab persoalannya, calon peneliti dapat mengetahui metode apa yang digunakan, hasil-hasil apa yang telah dicapai, bagian mana dari penelitian itu yang belum terselesaikan, faktor-faktor apa yang mendukung, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan penelitiannya.
Dengan telah mengadakan studi pendahuluan, maka boleh jadi dapat dihemat banyak tenaga dan biaya, di samping bagi calon peneliti tersebut menjadi lebih terbuka matanya, menjadi lebih jelas permasalahnnya.
Setelah studi eksploratoris ini peneliti menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih luas, situasi dewasa ini, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain sebagainya.
Dalam melakukan suatu hal tentunya kita juga mempertimbangkan seberapa manfaat yang akan kita dapat setelah melakukan itu. Begitu juga dengan penggunaan studi pendahuluan dalam kegiatan penelitian. Dalam pelaksanaan studi pendahuluan ini, manfaat yang kita dapatkan diantaranya yang disampaikan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian, bahwa manfaat studi pendahuluan adalah:
1)             Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti
2)             Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh
3)             Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi
4)             Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
5)             Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
Selain manfaat-manfaat tersebut di atas, dengan melakukan studi pendahuluan peneliti menjadi yakin bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan.
Dalam nada yang sama beberapa manfat dari studi pendahuluan juga disebutkan untuk:
1)             Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan, sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang namun  sebenarnya sama.
2)             Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya penelitian-penelitian lain yang relevan.
3)             Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai sumber dokumen penelitian.
4)             Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti ataukah justru akan menyulitkan.
Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti harus ingat empat hal. Di antaranya:
a)             Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam meneliti. Sebagai contoh, mula-mula calaon peneliti berminat meneliti masalah anak berkelainan bicara. Sesudah mengadakan studi pendahuluan diketahui bahwa sulit mengumpulakan data karean anak itu sendiri sukar diajak bicara, orang tuanya tidak bersifat terbuka. Maka itu, sebelum melanjutkan niatnya, sebaiknya calon peneliti ini mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat terhadap permasalahan anak berkelainan bicara tersebut atau tidak.
b)             Banyak faktor yang menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan rencananya. Faktor tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana. Misalnya saja seorang mahasiswa yang akan menyusun skripsi bermaksud meneliti pengelolaan perusahaan-perusahaan rokok. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa untuk dapat bertemu pimpinan sebuah perusahaan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena setiap ia datang pimpinan perusahaan tersebut sedang sibuk sehingga selalu saja tidak bisa ditemui. Dengan pengalaman studi pendahuluan mahasiswa tahu bahwa judul skripsi dan permasalahaan penelitian harus diganti karena mahasiswa tersebut terikat pada masa studi yang terbatas. Jika dilaksanakan penelitiannya harus mundur, maka dikhawatirkan waktu batas meneliti segera habis. Disamping itu, dana untuk berkali-kali datang ke lokasi akan cukup banyak.
c)             Penelitian yang akan dilakukan harus tersedia faktor pendukung. Sebagai hasil tambahan peneliti harus sudah merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana, sudah mengurus izin, dan berhasil. Yang menjadi permasalahan penelitian adalah bagaimana sikap remaja di suatu desa K terhadap Progam kejar paket A. Dari studi pendahuluan diketahui bahwa di desa K tidak cukup terdapat remaja karena sebagian besar anak usia SD atau yang tidak tamat sekolah pergi ke kota untuk mencari pekerjaan disebabkan karena keadaan social ekonomi penduduk rendah. Mereka meninggalkan tempat tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan demikian, maka penelitian ini tidak dapat diteruskan.
d)            Hasil penelitian harus bermanfaat. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi pendahuluan yakni membaca buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada beberapa laporan penelitian yang menjelaskan bagaimana efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti sudah memperoleh jawaban atas pertanyaan walaupun belum melaksanakan penelitiannya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan niatnya.



Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi untuk mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud dengan objek disini adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi yang kira-kira akan memberikan informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place), disingkat menjadi tiga p: yaitu
a)             Paper; dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.  Studi ini juga disebut studi kepustakaan atau literatur studi.
b)             Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
c)             Place; tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian. Seseorang yang berhasrat besar untuk mengadakan penelitian ke daerah pedalaman, mungkin mengurungkan niatnya setelah mengadakan syudi pendahuluan, karena ternyata daerah yang dikunjungi terlalu sulit untuk dicapai sehingga tidak akan seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang akan dicapai.
Dengan membaca dan mengetahui pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Dalam studi paper, secara garis besar sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; (1) sumber acuan umum, dan (2) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin penelitian, tesis, disertasi,, dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian. Jika dari penelaahan hasil-hasil penelitian tersebut ada petunjuk mengenai kesulitan pelaksanaan bagi penelitiannya, maka rencana yang telah jadi sebaiknya dibatalkan.
Sumber informasi studi person ialah para ahli atau manusia yang menjadi sumber. Peneliti bertemu, bertanya, dan berkonsultasi kepada para ahli di bidang masalah yang akan diteliti. Selain itu, peneliti juga bertemu, bertanya dan mencari informasi dari orang-orang yang akan dijadikan objek penelitian.
Sedangkan sumber informasi studi place yaitu tempat, lokasi atau benda-benda yang ada di tempat penelitian. Peneliti mempelajari situasi wilayah yang akan dijadikan ajang penelitian. Jika dari hasil belajar tersebut diketahui bahwa di daerah tersebut tidak atau kurang daya dukung untuk penelitiannya, peneliti dapat mengalihkan perhatiannya ke daerah lain.
Dengan ketiga objek tersebut akan membuka arah tujuan penelitian yang kita dilakukan. Dilaksanakan atau sebaliknya, diganti atau diteruskan. Itulah cara melakukan studi pendahuluan.

6 komentar: